II.3. Aturan
Dalam Perancangan Dialog
Dalam mendesain sebuah dialog,
User/Manusia harus merancangnya terlebih dahulu, adapun aturan dalam
perancangannya adalah sbb:
a. Pegang Teguh Konsistensi
Informasi disusun dalam
formulir-formulir, nama-nama dan susunan menu ukuran dan bentuk dari ikon, dll,
semuanya harus konsisten diseluruh sistem. Konsisten mengijinkan banyak aksi
menjadi otomatis. Jika ada aplikasi baru hadir dengan fungsi yang berbeda akan
menyebabkan user harus mempelajari kembali operasi-operasi yang dilakukan.
Misal:
konsistensi di dalam menu bar untuk File, Edit dan Format
b.
Sediakan
Short Cut Bagi Pengguna Aktif
User yang bekerja dengan satu aplikasi
dalam seluruh waktunya akan menginginkan
penghematan waktu dengan memanfaatkan short cut. User mulai hilang kesabaran
dengan urutan menu panjang ketika mereka sudah tahu pasti apa yang mereka
kerjakan. Short cut keys dapat mereduksi jumlah interaksi untuk tugas yang
diberikan. Designer dapat menyediakan fasilitas makro bagi user untuk membuat
short cuts bagi dirinya sendiri. Dengan short cut membuat user lebih produktif
c.
Sediakan
Feedback yang Informatif
Feedback ( Umpan balik ) adalah respon
yang diberikan oleh penerima pesan kepada pengirim sebagai tanggapan atas
informasi yang dikirim pesan. Setiap aksi dari user harus ada feedback dari
komputer untuk menunjukkan hasil dari aksi tersebut.
Misal:
jika user meng-”click” sebuah button harus secara visual ada perubahan bentuk atau bisa berupa bunyi yang
mengindikasikan komputer telah meresponnya. Informasi feedback sangat penting
bagi user, misal: Jika komputer sedang melakukan proses tertentu, maka perlu
ada informasi
d.
Sediakan
Error Handling yang Mudah
Error handling adalah cara penanganan masalah
dalam suatu program. Error dapat menjadi masalah yang serius, sehingga designer
harus mencoba mencegah user membuat error.
Adapun cara
mengatasi Ketika terjadi errors, yaitu :
·
Pesan
error harus dinyatakan secara jelas apa kesalahannya dan menerangkan bagaimana
kesalahan tersebut terjadi.
·
Hindari
pesan yang menakutkan atau menyalahkan user seperti: “FATAL ERROR 2005”.
·
Juga
sediakan informasi yang memudahkan untuk mengoreksi error tersebut.
e.
Ijinkan
Pembatalan Aksi
User memerlukan bahwa ketika mereka sudah
memilih opsi dan membuat aksi, aktivitas itu dapat dibatalkan atau kembali ke
kondisi sebelumnya dengan mudah. Mengijinkan user untuk belajar tentang sistem
dengan melakukan eksplorasi. Jika mereka melakukan kesalahan, mereka dapat
membatalkan aksinya. Jika user akan menghapus sesuatu yang substansial (mis:
sebuah file), sistem harus meminta konformasi terhadap aksi tersebut.
f.
Sediakan
Fasilitas Bantuan (Help)
User yang berpengalaman menginginkan
bahwa mereka yang mengendalikan sistem dan sistem merespon mereka. Segala
sesuatu yang mereka tidak tahu rasanya ingin segera mendapat jawabannya, oleh
sebab itu fasilitas “help” penting untuk menolongnya agar segera mendapatkan
solusi.
g.
Kurangi
Muatan Short-Term Memory (Memori jangka pendek)
Short-term memory adalah suatu proses
penyimpanan memori sementara, artinya informasi yang disimpan hanya
dipertahankan selama informasi tersebut masih dibutuhkan. Orang mempunyai
keterbatasan pada short-term memory-nya. User yang tidak berpengalaman ketika
mengalami kesulitan dalam mengeksplorasi sistem juga perlu mendapat pertolongan
yang mudah dan sederhana, fasilitas “help” yang lengkap, mudah dioperasikan
akan menolong mereka mengatasi kesulitannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar